Friday, August 21, 2015

Cara Berhubungan Intim Saat Hamil


berhubungan intim saat hamil 
 Banyak istri berpikir bahwa berhubungan badan dengan suami saat hamil tidak boleh dilakukan. Ada yang menggunakan alasan logis karena takut membahayakan bayi, ada yang menggunakan alasan “mual-mual” (padahal cuma lagi malas melayani suami), ada pula yang pakai alasan lesu seperti pamali. Dalam artikel ini, biar saya luruskan apakah sebenarnya berhubungan seks saat hamil itu boleh dilakukan atau tidak. Percayalah, ini akan menyelamatkan keharmonisan pernikahan kamu hehe.
Hormon memang berada dalam keadaan yang tidak stabil saat hamil. Ketidakstabilan hormon ini bisa menyebabkan banyak efek mengerikan pada calon bunda memang. Ada yang sekedar mual-mual. Ada yang jadi mager. Ada yang susah makan. Tapi pada kasus esktrim, ada juga istri yang bahkan tidak tahan kena sinar matahari dan ada pula yang bawaannya eneg bin emosi ketika lihat muka suami. Rata-rata, apapun dampak ketidakstabilan hormon pada calon bunda akan berakhir pada titik hilangnya hasrat seksual (walaupun pada beberapa kasus bisa terjadi sebaliknya).
Apapun alasannya Bun (maksudnya bunda, bukan buntung ya), ingat bahwa melayani dan memuaskan suami saat hamil juga adalah sebuah kewajiban mulia seorang istri. Suami mungkin bisa mengerti kondisi calon bunda, tapi pada titik tertentu, kebutuhan laki-laki tidak bisa terus berbohong. Membiarkan suami “kering” selama 12 bulan bukanlah pilihan yang bijak, karena bisa saja berdampak pada keharmonisan keluarga.
Sebenarnya melakukan hubungan intim saat hamil bisa saja, yang penting suami dan istri tau betul mana posisi-posisi berhubungan intim yang tepat untuk masa kehamilan istri. Ada 3 posisi berhubungan yang paling aman saat calon bunda sedang hamil. Hasrat seksual mungkin langka munculnya dalam kondisi sedang hamil, tapi ketika muncul, usahakan untuk langsung “diselesaikan” dengan suami. Dalam prakteknya, gunakan 3 posisi bercinta di bawah ini:

Gaya Misionaris

Gaya misionaris adalah posisi seks yang kata orang “paling standar”. Secara posisi ini adalah posisi klasik yang bisa langsung dipraktekkan bahkan oleh orang-orang yang belum pernah berhubungan intim sebelumnya. Jadi bisa dibilang, gaya misionaris adalah pengetahuan dasar yang dibawa di dalam genetik setiap manusia untuk memastikan kelangsungan spesiesnya (daleeem).
Standar tidak berarti tidak asyik. Justru gaya misionaris ini adalah salah satu posisi bercinta paling nikmat karena memungkinkan suami melakukan penetrasi yang lebih dalam. Selain itu, gaya misionaris juga dianggap salah satu gaya bercinta yang aman saat istri sedang hamil. HANYA saja, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan berhubungan dengan usia kandungan istri saat memutuskan berhubungan dengan gaya misionaris.

Usia Kehamilan 1-3 Bulan

Pada masa ini, posisi misionaris masih bisa dilakukan dengan berbagai macam gaya, modifikasi ataupun variasi, selama tidak terlalu ekstrim yang sampai bisa menyebabkan mual-mual apalagi encok. Pada usia ini, janin masih sangat mudah dan pada beberapa calon bunda yang kandungannya lemah harus berhati-hati. Variasi boleh, tapi sebaiknya hindari posisi-posisi berhubungan intim yang mengharuskan kayang apalagi salto belakang (heh?).
Intinya, pada usia perkembangan janin ini, variasi posisi misionaris tidak ada masalah selama masih ada di dalam batas kewajaran. Begitu…

Usia Kehamilan 3-6 Bulan

Perut sudah mulai membesar. Tapi pada sebagian calon bunda juga ada yang sudah cukup besar perutnya pada usia janin ini. Ketika sudah masuk usia 3-6 bulan kehamilan, sebaiknya sang suami sudah tidak lagi menindih bagian perut atas maupun bawah saat berhubungan dengan posisi misionaris.
Jadi posisinya agak di “modif” dengan gaya yang disebut posisi cangkok. Pada posisi ini, kaki istri dinaikkan ke samping kepala suami. Ini juga memungkinkan penetrasi yang lebih dalam. Pada intinya, hindari tekanan besar pada bagian perut istri, terutama perut bagian bawah. Saat melakukan gaya misionaris ini, suami sebaiknya menumpukan berat badan pada lutut dan tangannya.

Usia Kehamilan 6 Bulan ke Atas

Siapa bilang kehamilan usia 6 bulan ke atas tidak boleh berhubungan badan dengan suami? Sebenarnya bisa, daripada suaminya kering asalkan penetrasinya tidak terlalu dalam dan keras. Maksudnya, guncangan yang terlalu keras biasanya bisa berdampak buruk bagi bayi. Jadi hubungan seks dengan suami disarankan untuk dikurangi pula frekuensinya saat kehamilan sudah mencapai usia 6 bulan ke atas. Dan kalaupun dilakukan, sebaiknya jangan terlalu bersemangat juga karena guncangan yang terlalu keras bisa saja berdampak bagi si kecil di dalam kandungan.

Gaya Doggy Style

Doggy style yang mana kalau dibahasa Indonesiakan tidak enak didengar ini, sebenarnya adalah salah satu posisi berhubungan intim yang paling aman saat hamil. Tidak hanya pada awal kehamilan, tapi juga hingga usia kehamilan tua, selama pihak istri masih merasa nyaman. Biasanya, di usia 6 bulan kehamilan, calon bunda sudah tidak lagi merasa nyaman dengan posisi ini karena berat pada bagian perut. Terkadang juga terasa rasa sakit pada miss V ketika menerima penetrasi dengan gaya doggy ini. Tapi ini juga tidak terjadi pada semua calon bunda. Faktor kenaikan berat badan dan pengaruh ketidakstabilan hormon biasanya jadi penyebab, yang pada masing-masing calon bunda berbeda kecenderungan. Tapi pada intinya, lakukan doggy style jika keduanya, baik suami maupun istri masih bisa menikmati.
Ingat juga bahwa pada usia kehamilan 6 bulan ke atas, tidak boleh ada sodokan yang terlalu keras dari suami. Walaupun dengan posisi seks doggy style, guncangan tetap harus dijaga jangan sampai berpengaruh pada si kecil di dalam perut. Ini sebenarnya juga baik, karena bisa meningkatkan keintiman pasangan suami istri dengan bercinta pelan dan penuh perasaan.

Gaya Sendok

Entah apakah bisa disebut gaya sendok apa tidak, tapi yang saya maksud disini adalah spooning. Spooning adalah posisi dimana istri berbaring menghadap ke samping dan membelakangi suami. Tergantung dari postur tinggi badan dan ukuran penis suami, spooning bisa suami lakukan dengan memeluk dari belakang atau sekedar melakukan sodokan yang hampir menyerupai doggy style dalam keadaan berbaring. Biasanya, spooning dengan memeluk pasangan dari belakang hanya dapat dilakukan oleh suami dengan postur yang jauh lebih tinggi daripada istrinya. Sementara pria jangkung dengan penis di bawah rata-rata juga tidak bisa maksimal melakukan spooning dengan memeluk dari belakang.
Gaya ini sedikit lebih aman daripada kedua gaya sebelumnya di atas. Karena dengan gaya spooning ini, perut istri berada pada posisi yang aman, tidak tergantung ke bawah dan juga tidak mendapat tekanan. Adapun guncangan sodokan suami dari belakang bisa diminimalisir dengan berat badan istri yang berbaring menyamping. Pada usia kehamilan bulan ke 6 pun, gaya ini masih bisa digunakan untuk berhubungan intim dengan suami asalkan istri masih bisa menikmatinya. Karena sekali lagi, pada beberapa calon bunda, biasanya merasakan rasa sakit pada bagian kemaluan jika menerima penetrasi dari belakang.

No comments:

Post a Comment